Pages

Senin, 16 September 2013

Benarkah PHP itu ada ?

Benarkah “PHP” itu ada ?
            Namanya Diandra, dia seorang siswi SMU disalah satu sekolah terkemuka dikotanya. Diandra adalah siswi yang hobi banget main ke perpustakaan. Hampir setiap hari dia pergi ke perpustakaan sekolah. Tidak jarang jika petugas perpustakaan sampai hafal dengannya. Setiap hari-setiap dia ke perpustakaan. Dia selalu mengambil satu buku lalu duduk di tempat biasanya ia duduk. Seakan-akan tempat duduk itu telah diakui hak milik olehnya.
oOo
            “Mbak, mbak. Cewek yang selalu duduk dikursi pojok kanan dekat jendela itu siapa sih?” tanya Reno “Oh itu, dia murid sini juga. Namanya Diandra, kelas 2 IPA.1” jawab petugas perpustakaan. “Jadi namanya Diandra. Hmm, makasih ya mbak” langsung saja Reno meninggalkan ruang perpustakaan.
            Ketika bel masuk berbunyi, Diandra segera beranjak dari tempat duduknya, dan mulai berjalan meninggalkan perpustakaan. “Mbak, aku masuk kelas dulu ya..” pamit Diandra pada petugas perpustakaan.
“Eh Di, tadi ada yang nanyain kamu loh” sahut petugas perpustakaan.
“Siapa mbak ?” tanya Diandra penasaran, karena selama dia membaca buku diperpustakaan, tidak pernah ada yang mencari bahkan menanyai tentang dirinya.
            “Siapa ya tadi, aku lupa namanya. Murid kelas 3 kok Di” ucap petugas perpustakaan yang semakin membuat Diandra penasaran.
            “Ah sudahlah mbak. Aku ke kelas dulu ya” Diandra melambaikan tangan sambil berjalan menuju kelasnya. “Iya hati-hati !” teriak petugas perpustakaan.
Walau begitu, Diandra masih penasaran dengan seseorang yang dikatakan oleh mbak, petugas perpustakaan. Namun Diandra terus menutupi rasa penasarannya itu. Ah mungkin cuma kakak kelas jail yang hanya risih melihatku selalu diperpustakaan, Diandra membatin dalam hati.
oOo
            Keesokan harinya Diandra datang ke perpustakaan, katanya sih untuk meneruskan membaca artikel yang belum selesai dia baca kemarin. Langsung saja Diandra masuk ke perpustakaan, menulis daftar hadir diperpustakaan, mengambil buku yang kemarin, lalu duduk ditempat biasanya. Dia duduk dan membaca seperti biasanya. Namun hari ini tidak seperti hari kemarin. Hari ini perpustakaan terlihat lebih sepi.
            Tiba-tiba Reno ke perpustakaan, dia mengisi daftar hadir lalu mengambil satu buku dan kemudian duduk disamping Diandra. Diandra, seorang cewek yang polos menganggap Reno seperti angin yang numpang lewat. Diandra tidak begitu respect dengan Reno yang duduk disampingnya.
            “Hai, aku Reno” ucap Reno sambil menjulurkan tangannya pada Diandra 
            “Hai, aku Diandra” jawab Diandra sambil tersenyum
            “Kamu kelas berapa ?” tanya Reno membuka percakapan
            “Aku kelas 2 IPA.1. Kamu ?” Diandra mencoba bersikap sewajarnya
            “Aku kelas 3 IPA.2 hehehe” jawab Reno sambil tertawa ringan.
Semakin hari Diandra dan Reno semakin dekat, bahkan mereka berdua sering janjian untuk ke perpustakaan bersama. Diandra juga sering diantar pulang oleh Reno. Bagi Diandra, Reno adalah sosok kakak kelas yang baik, mereka berdua juga sering belajar bersama. Hal ini membuat Diandra berani memperkenalkan Reno kepada kedua orang tuanya. Begitu juga sebaliknya dengan Reno. Mereka berdua sudah terlihat sangat cocok.
oOo
            Hari ini Diandra gak pergi ke perpustakaan, karena dia harus memfotocopy tugasnya dikopsis. Saat berjalan menuju kopsis, Diandra mencoba untuk lewat didepan kelas Reno, berharap bisa bertemu dengan Reno. Namun Diandra malah melihat Reno sedang duduk dengan cewek dikursi depan kelas Reno, mereka berbincang-bincang layaknya orang pacaran. Seketika itu juga Diandra berbalik arah dan berjalan menuju kopsis melalui jalan lain. Ya ampun Reno, kata Diandra dalam hati sambil mencoba menahan air mata yang sudah siap menetes. Diandra mencoba menenangkan dirinya, dan mencoba untuk meminta penjelasan kepada Reno saat pulang sekolah.
            “Ren, tadi aku liat kamu lagi duduk sama cewek. Itu siapa ? Pacar kamu ya?” tanya Diandra dengan penuh rasa penasaran dan kegelisahan                                                                    
            “Oh cewek tadi ? bukan kok” Reno menjawab sangat singkat. Dan itu membuat Diandra tidak berani bertanya lebih dalam lagi.
oOo
            Sejak kejadian itu, sifat Reno berubah. Dia jarang banget menghubungi Diandra. Bahkan Reno sudah gak pernah ngantar Diandra pulang.
            “Ren, kamu kenapa sih kok gini ke aku, aku punya salah ya?”
            “Enggak kok Di, kamu gak ada salah. Aku cuma lagi gak mood sms an aja” jawab Reno.                      
            “Seharusnya kita gak sedekat ini Ren, biar gak sedalam ini juga perasaanku pada mu”           
Reno hanya diam dan tidak menjawab pernyataan Diandra, ia malah berjalan pergi ke kelasnya. Diandra hanya takut, perasaan yang sudah dia pendam akan berbuang sia-sia.
            Tanpa disadari, hari itu adalah hari terakhir mereka berbicara berdua dan saling menatap mata. Sejak itu, Reno pergi dan tidak pernah lagi ada bahkan muncul dikehidupan Diandra. Lalu Diandra ? Diandra masih hidup dikenangan masa lalunya. Ya, betul ! Diandra belum bisa move on dari Reno. Sedangkan Reno malah balikan dengan mantan kekasihnya.
            “Sudahlah Di, mungkin Reno bukan yang terbaik untukmu. Kan kamu dan Reno juga belum pernah jadian bukan ?” ucap Dewi mencoba menenangkan Diandra yang sudah sedih berlarut-larut dalam hubungan ini.                                                                                                            
            “Tapikan aku udah terlanjur cinta sama Reno”                                                                                               “Masih banyak cowok yang lebih dari Reno yang pantas buat kamu cintai Di. Ayo ke kelas, bentar lagi bel masuk berbunyi” kata Dewi sambil menarik tangan Diandra. Merek aberdua berjalan menuju kelas dan Diandra tetap terus mencoba untuk melupakan seseorang yang bukan siapa-siapanya namun sudah membuatnya meneteskan air mata berulang kali.


*Kamu tidak sengaja menaruh rasa, atau aku yang terlalu cepat menyimpulkan bahwa ini cinta*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar