Benarkah “PHP” itu ada ?
Namanya Diandra, dia seorang
siswi SMU disalah satu sekolah terkemuka dikotanya. Diandra adalah siswi yang
hobi banget main ke perpustakaan. Hampir setiap hari dia pergi ke perpustakaan
sekolah. Tidak jarang jika petugas perpustakaan sampai hafal dengannya. Setiap
hari-setiap dia ke perpustakaan. Dia selalu mengambil satu buku lalu duduk di
tempat biasanya ia duduk. Seakan-akan tempat duduk itu telah diakui hak milik
olehnya.
oOo
“Mbak,
mbak. Cewek yang selalu duduk dikursi pojok kanan dekat jendela itu siapa sih?”
tanya Reno “Oh itu, dia murid sini juga. Namanya Diandra, kelas 2 IPA.1” jawab
petugas perpustakaan. “Jadi namanya Diandra. Hmm, makasih ya mbak” langsung
saja Reno meninggalkan ruang perpustakaan.
Ketika
bel masuk berbunyi, Diandra segera beranjak dari tempat duduknya, dan mulai
berjalan meninggalkan perpustakaan. “Mbak, aku masuk kelas dulu ya..” pamit
Diandra pada petugas perpustakaan.
“Eh Di, tadi ada
yang nanyain kamu loh” sahut petugas perpustakaan.
“Siapa mbak ?”
tanya Diandra penasaran, karena selama dia membaca buku diperpustakaan, tidak
pernah ada yang mencari bahkan menanyai tentang dirinya.
“Siapa
ya tadi, aku lupa namanya. Murid kelas 3 kok Di” ucap petugas perpustakaan yang
semakin membuat Diandra penasaran.
“Ah
sudahlah mbak. Aku ke kelas dulu ya” Diandra melambaikan tangan sambil berjalan
menuju kelasnya. “Iya hati-hati !” teriak petugas perpustakaan.
Walau begitu, Diandra masih penasaran
dengan seseorang yang dikatakan oleh mbak, petugas perpustakaan. Namun Diandra
terus menutupi rasa penasarannya itu. Ah
mungkin cuma kakak kelas jail yang hanya risih melihatku selalu diperpustakaan,
Diandra membatin dalam hati.
oOo
Keesokan
harinya Diandra datang ke perpustakaan, katanya sih untuk meneruskan membaca
artikel yang belum selesai dia baca kemarin. Langsung saja Diandra masuk ke
perpustakaan, menulis daftar hadir diperpustakaan, mengambil buku yang kemarin,
lalu duduk ditempat biasanya. Dia duduk dan membaca seperti biasanya. Namun
hari ini tidak seperti hari kemarin. Hari ini perpustakaan terlihat lebih sepi.
Tiba-tiba
Reno ke perpustakaan, dia mengisi daftar hadir lalu mengambil satu buku dan
kemudian duduk disamping Diandra. Diandra, seorang cewek yang polos menganggap
Reno seperti angin yang numpang lewat. Diandra tidak begitu respect dengan Reno
yang duduk disampingnya.
“Hai,
aku Reno” ucap Reno sambil menjulurkan tangannya pada Diandra
“Hai, aku Diandra” jawab Diandra sambil tersenyum
“Kamu kelas berapa ?” tanya Reno membuka percakapan
“Aku kelas 2 IPA.1. Kamu ?” Diandra mencoba bersikap sewajarnya
“Aku kelas 3 IPA.2 hehehe” jawab Reno sambil tertawa ringan.
“Hai, aku Diandra” jawab Diandra sambil tersenyum
“Kamu kelas berapa ?” tanya Reno membuka percakapan
“Aku kelas 2 IPA.1. Kamu ?” Diandra mencoba bersikap sewajarnya
“Aku kelas 3 IPA.2 hehehe” jawab Reno sambil tertawa ringan.
Semakin hari
Diandra dan Reno semakin dekat, bahkan mereka berdua sering janjian untuk ke
perpustakaan bersama. Diandra juga sering diantar pulang oleh Reno. Bagi
Diandra, Reno adalah sosok kakak kelas yang baik, mereka berdua juga sering
belajar bersama. Hal ini membuat Diandra berani memperkenalkan Reno kepada
kedua orang tuanya. Begitu juga sebaliknya dengan Reno. Mereka berdua sudah
terlihat sangat cocok.
oOo
Hari
ini Diandra gak pergi ke perpustakaan, karena dia harus memfotocopy tugasnya
dikopsis. Saat berjalan menuju kopsis, Diandra mencoba untuk lewat didepan
kelas Reno, berharap bisa bertemu dengan Reno. Namun Diandra malah melihat Reno
sedang duduk dengan cewek dikursi depan kelas Reno, mereka berbincang-bincang
layaknya orang pacaran. Seketika itu juga Diandra berbalik arah dan berjalan
menuju kopsis melalui jalan lain. Ya
ampun Reno, kata Diandra dalam hati sambil mencoba menahan air mata yang
sudah siap menetes. Diandra mencoba menenangkan dirinya, dan mencoba untuk
meminta penjelasan kepada Reno saat pulang sekolah.
“Ren,
tadi aku liat kamu lagi duduk sama cewek. Itu siapa ? Pacar kamu ya?” tanya
Diandra dengan penuh rasa penasaran dan kegelisahan
“Oh
cewek tadi ? bukan kok” Reno menjawab sangat singkat. Dan itu membuat Diandra
tidak berani bertanya lebih dalam lagi.
oOo
Sejak
kejadian itu, sifat Reno berubah. Dia jarang banget menghubungi Diandra. Bahkan
Reno sudah gak pernah ngantar Diandra pulang.
“Ren,
kamu kenapa sih kok gini ke aku, aku punya salah ya?”
“Enggak kok Di, kamu gak ada salah. Aku cuma lagi gak mood sms an aja” jawab Reno.
“Enggak kok Di, kamu gak ada salah. Aku cuma lagi gak mood sms an aja” jawab Reno.
“Seharusnya kita gak sedekat ini Ren, biar gak
sedalam ini juga perasaanku pada mu”
Reno
hanya diam dan tidak menjawab pernyataan Diandra, ia malah berjalan pergi ke
kelasnya. Diandra hanya takut, perasaan yang sudah dia pendam akan berbuang
sia-sia.
Tanpa
disadari, hari itu adalah hari terakhir mereka berbicara berdua dan saling
menatap mata. Sejak itu, Reno pergi dan tidak pernah lagi ada bahkan muncul
dikehidupan Diandra. Lalu Diandra ? Diandra masih hidup dikenangan masa
lalunya. Ya, betul ! Diandra belum bisa move on dari Reno. Sedangkan Reno malah
balikan dengan mantan kekasihnya.
“Sudahlah
Di, mungkin Reno bukan yang terbaik untukmu. Kan kamu dan Reno juga belum
pernah jadian bukan ?” ucap Dewi mencoba menenangkan Diandra yang sudah sedih
berlarut-larut dalam hubungan ini.
“Tapikan
aku udah terlanjur cinta sama Reno” “Masih
banyak cowok yang lebih dari Reno yang pantas buat kamu cintai Di. Ayo ke
kelas, bentar lagi bel masuk berbunyi” kata Dewi sambil menarik tangan Diandra.
Merek aberdua berjalan menuju kelas dan Diandra tetap terus mencoba untuk
melupakan seseorang yang bukan siapa-siapanya namun sudah membuatnya meneteskan
air mata berulang kali.
*Kamu tidak sengaja menaruh rasa, atau
aku yang terlalu cepat menyimpulkan bahwa ini cinta*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar